Jakarta - Mobil Nasional (mobnas) Tawon sebentar lagi memang akan dimassalkan ke pasar otomotif dalam negeri. Namun tahukah Anda arti sebenarnya mobil mungil berkapasitas mesin 650 cc itu tercipta.
Nah, CEO PT Super Gasindo Jaya Kuntjoro Njoto coba menjelaskan ikhwal mobnas Tawon.
Pria yang akrab disapa pak Kuntjoro itu menjelaskan pada awalnya Tawon tercipta untuk menggantikan kendaraan angkutan massal Bajaj. Sebab Bajaj dimana sejak dioperasikan pada tahun 70-an hingga saat ini dinilai Kuntjoro sangat tidak manusiawi terutama pengemudinya.
Untuk itu Kuntjoro berniat membuat mobil masa kini yang layak untuk digunakan. Setelah sempat berfikir beberapa tahun pak Kuntjoro akhirnya memutuskan untuk membuat mobil kecil namun tidak menghilangkan fungsionalitasnya sebagai angkutan umum untuk melayani masyarakat Indonesia khususnya Jakarta.
"Niat awal buat Tawon itu untuk menggantikan Bajaj. Bajaj sudah sangat tidak manusiawi lagi. Dari tahun 70-an hingga saat ini masih saja digunakan. Bajaj saatnya diganti," kata Kuntjoro ketika ditemui di stan Tawon di Ji Expo Kemayoran, Jumat (7/5/2010).
Menurutnya Tawon-lah kendaraan yang tepat saat ini. Terlebih konsep Tawon sangat mendukung untuk menggantikan Bajaj. "Tawon layaknya seperti mobil. Lihat saja," cetusnya.
Dengan adanya Tawon, Kuntjoro coba menjelaskan akan merubah taraf hidup pengemudinya. Pengemudi pun bisa memiliki Tawon dan tidak usah lagi menyewa. "Dengan syarat harus masuk koperasi," jelasnya.
Belum lagi lanjutnya penggunaan bahan bakat Tawon sangatlah efisien. Kuntjoro Tawon bisa berjalan sejauh 15 km dengan menggunakan 1 liter BBG. Tawon sendiri mulai dipasarkan kepada masyarakat umum dengan harga Rp 48 juta On The Road.
Nah, CEO PT Super Gasindo Jaya Kuntjoro Njoto coba menjelaskan ikhwal mobnas Tawon.
Pria yang akrab disapa pak Kuntjoro itu menjelaskan pada awalnya Tawon tercipta untuk menggantikan kendaraan angkutan massal Bajaj. Sebab Bajaj dimana sejak dioperasikan pada tahun 70-an hingga saat ini dinilai Kuntjoro sangat tidak manusiawi terutama pengemudinya.
Untuk itu Kuntjoro berniat membuat mobil masa kini yang layak untuk digunakan. Setelah sempat berfikir beberapa tahun pak Kuntjoro akhirnya memutuskan untuk membuat mobil kecil namun tidak menghilangkan fungsionalitasnya sebagai angkutan umum untuk melayani masyarakat Indonesia khususnya Jakarta.
"Niat awal buat Tawon itu untuk menggantikan Bajaj. Bajaj sudah sangat tidak manusiawi lagi. Dari tahun 70-an hingga saat ini masih saja digunakan. Bajaj saatnya diganti," kata Kuntjoro ketika ditemui di stan Tawon di Ji Expo Kemayoran, Jumat (7/5/2010).
Menurutnya Tawon-lah kendaraan yang tepat saat ini. Terlebih konsep Tawon sangat mendukung untuk menggantikan Bajaj. "Tawon layaknya seperti mobil. Lihat saja," cetusnya.
Dengan adanya Tawon, Kuntjoro coba menjelaskan akan merubah taraf hidup pengemudinya. Pengemudi pun bisa memiliki Tawon dan tidak usah lagi menyewa. "Dengan syarat harus masuk koperasi," jelasnya.
Belum lagi lanjutnya penggunaan bahan bakat Tawon sangatlah efisien. Kuntjoro Tawon bisa berjalan sejauh 15 km dengan menggunakan 1 liter BBG. Tawon sendiri mulai dipasarkan kepada masyarakat umum dengan harga Rp 48 juta On The Road.
0 komentar:
Posting Komentar